DIANTARA DOA KIAI NAFI ABDILLAH
DI ANTARA DOA KIAI NAFI' ABDILLAH
Ketika ditinggalkan beliau para sesepuh (murobbi ruuhinaa) untuk mengahadapNya, adalah hal yang sangat menyedihkan bagi kami yang masih membutuhkan bimbingan serta arahan dalam menjalani lika liku kehidupan ini agar tak salah dalam melangkah. Namun apapun yang terjadi roda kehidupan harus terus berputar. Hidup untuk berjihad harus terus dilanjutkan.
Agar kita merasakan tenangnya hati serasa beliau - beliau masih ada di dekat kita, adalah dengan meneladani sikap dan perilaku baik mereka.
Salah satu yang saya ingat dari beliau KH. Nafi' Abdillah adalah kelembutan hati beliau untuk senantiasa menjaga kedamaian dan menghindari perselisihan. Kasih sayangnya yang besar terhadap makhlukNya, air mata yang selalu menetes jika beliau berdoa ataupun ketika memberi wejangan yang sifatnya mendalam, ataupun ketika melepas para mutakhirrrijin mutakhirrijat dari PIM, adalah momen yang selalu mengingatkan saya bahwa beliau memiliki hati yang lembut.
Lamat-lamat masih terdengar suara beliau yang khas dalam memimpin doa. Di antara doa yang tak pernah luput dari pendengaran saya ketika beliau memimpin doa adalah doa yang pernah dipanjatkan oleh Abdullah bin Mas’ud yakni doa agar terhindar dari perselisihan ;
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ ، وَنَجِّنَا مِنْ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ ، مُثْنِينَ بِهَا ، قَابِلِيهَا ، وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا
”Ya Allah, pertautkanlah di antara hati kami, perbaikilah hubungan di antara kami, tunjukkan kami jalan kedamaian, selamatkan kami dari kegelapan menuju kepada terang, jauhkan kami dari semua keburukan, yang tampak maupun yang tidak tampak. Berkahilah kami dalam pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, istri dan keturunan kami. Terimalah taubat kami, Engkau yang maha penerima taubat dan maha penyayang. Jadikan kami orang-orang yang bersyukur pada nikmat-Mu, pemuji nikmat-Mu, penerima nikmat-Mu, dan sempurnakanlah nikmat-Mu kepada kami.”
Doa diambil dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, Abu Daud dan Ibnu Hibban.
Dari arti doa di atas dapat kita pahami bahwa kita selayaknya meminta kepada Allah untuk dijauhkan dari perselisihan dengan orang - orang di sekitar kita. Karena perselisihan akan menimbulkan perpecahan. Dan perpecahan akan menimbulkan kerusakan.
Doa ini juga ditutup dengan permintaan agar kita dijadikan orang yang bersyukur.
Memperbesar rasa syukur terhadap apa saja yang diberikan Allah untuk kita adalah formula yang tepat agar kita bisa mencegah perasaan negatif, seperti iri, dengki, hasud, riya yang dapat menjadi cikal bakal perselisihan. Maka bersyukurlah dengan segala keadaan kita, seraya berhusnudzon akan segala apa yang ditetapkanNya adalah yang terbaik untuk kita, serta melakukan hal terbaik versi kemampuan kita.
Seperti mata hati yang mampu menangkap isyarat yang terjadi saat ini, maka doa yang beliau KH. Nafi' selalu panjatkan ini sangatlah tepat jika kita baca terus menerus saat ini, agar kita semua selalu dipersatukan dan dijauhkan dari perselisihan yang akhir-akhir ini menjadi isu yang banyak bertebaran di sekitar kita.
Entah itu perselisihan kecil di intern keluarga, di antara keluarga, teman , rekan kerja, golongan ataupun perselisihan dalam skala yang lebih luas yaitu bangsa dan negara.
Menciptakan lingkungan yang damai dengan mencintai sesama makhlukNya adalah cara kita untuk menunjukkan cinta kita pada Allah.
Dimulai dengan rasa syukur, fokus dengan nikmat yang kita miliki dengan tidak membandingkan nikmat di luar diri kita. Sehingga akan menciptakan ketenangan dalam hati kita, memperkecil munculnya penyakit hati dan pada akhirnya menutup munculnya perselisihan dan pertengkaran.
Jika engkau mencintai Allah SWT, maka menjadi lapanglah rasa cintamu pada makhlukNya. Dan jika rasa cintamu pada Allah tiada ( sempit), maka sempit pulalah rasa cintamu kepada makhlukNya. ( Habib Umar bin Hafidz)
Jika kita berharap selalu dijauhkan dari perselisihan maka pada hakekatnya kebahagiaan adalah menjadi muara tujuan hidup kita. Maka doa untuk mendapatkan kebahagiaan ini pun tak pernah luput dari doa- doa yang selalu Kiai Nafi' panjatkan. Doa tersebut yakni
اللهم اجعلنا من السعداء المقبولين ولا تجعلنا من الأشقياء المردودين"
"Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima, dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang sengsara dan ditolak".
Semoga kita semua dapat meneladani lelaku baik beliau, dan alangkah indahnya jika kita mampu menirunya. Sehingga kita benar-benar dimasukkan sebagai bagian orang-orang yang berbahagia di dunia dan akhirat bersama orang -orang yang mendapatkan ridhoNya. Aamiin..🤲🤲🤲
Edisi merindukan air di tengah Oase padang pasir.
Katur beliau Murobbii ruuhinaa KH. Nafi' Abdillah dan Ibuk Nyai Hj. Mahmudah, lahuma Alfatihah...
Pati, 19 September 2024
Komentar
Posting Komentar